Kamis, 18 Agustus 2011

Anime dan Manga sebagai cerminan konsep diri masyarakat Indonesia

Saat ini penggemar anime dan manga Jepang meningkat drastis. Hal ini dibuktikan dengan menjamurnya komunitas penggemar di berbagai kota di Indonesia. Secara reproksikal jumlah ini mendongkrak kegiatan-kegiatan kesenian yang menarik semakin banyak peminat. Setiap tahun sedikitnya ada 5 festival kesenian Jepang di berbagai kota yang diadakan oleh otaku (penggemar). Pemerintah Jepang pun sangat antusias menghadapi kondisi ini dan selalu bersedia berkontribusi.

Sebagian orang mungkin masih bingung dengan istilah anime dan manga, meskipun sebenarnya kedua hal tersebut sudah sering mereka temukan sehari-hari. Anime merupakan bahasa jepang untuk film animasi buatan Jepang, sedangkan manga berarti komik. Penggunaan istilah asli ini menunjukkan betapa besar pengaruh budaya hiburan jepang tersebut di negara kita. Selain itu berbagai istilah bahasa Jepang mulai mewabah diantara penggemar hanya untuk meyakinkan diri mereka bahwa mereka terlibat sesuatu yang menyenangkan. Misalnya mulai berkembangnya cara panggilan yang diakhiri dengan kata chan setelah nama, meniru gaya bicara yang mereka lihat di anime atau manga.

Sebenarnya bukan hanya anak muda yang menggemari anime dan manga, orang tua pun seringkali masih mengoleksi anime dan manga. Tidak perlua heran! Kedua barang tadi sudah beredar di Indonesia semenjak tahun 80-an, sehingga mereka yang generasi pertama membaca manga atau menonton anime tentunya sekarang sudah berusia puluhan. Banyak diantara mereka yang masih menggemari hiburan ini.

UNTUK ANAK-ANAK ?

Kalau dulu anime dan manga hanya ditujukan untuk menghibur anak-anak, sekarang variasinya sudah beragam. Genrenya pun berkembang sedemikian rupa. Kisah-kisah yang ditampilkan tidak sekedar masalah pendidikan moral, namun sudah mulai mempertanyakan nilai dan gaya hidup posmodernisme. Ini memperlihatkan kesempatan setiap kalangan untuk mendapatkan kepuasan dari anime dan manga tersebut.

Dengan meluasnya genre tersebut, maka celah pasar pun menjadi lebih lebar. Anime dan Manga menjadi barang kebutuhan yang diproduksi setiap bulan. Akibatnya muncullah penerbit-penerbit baru melawan penerbit lama yang selama ini telah mendominasi penjualan manga di Indonesia. Bukan hanya mereka yang bergerak secara legal, namun penerbit ilegal pun terus berkembang. Kurang lebih 100 judul manga (komik) diterbitkan oleh berbagai penerbit setiap bulannya. Manga dan anime pun ikut membantu pertumbuhan usaha kecil. Berapapun agen penyalur tidak pernah cukup untuk menyuplai kebutuhan manga dan anime, terutama di kota besar. Toko-toko besar tidak selalu menjadi pilihan utama para calon pembeli. Kadangkala harga manga di kios komik atau agen lebih murah dibandingkan harga toko buku, karena mereka langsung mendapatkan manga dari pabrik sehingga mendapatkan harga dasar.

PRODUKSI TIDAK MEMADAI

Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan meningkatnya jumlah penggemar anime dan manga, pasokan manga dan anime menjadi tidak pernah cukup. Ini juga yang menyebabkan peningkatan aktivitas manga dan anime online. Setiap orang bisa mendownload apa saja dari internet, termasuk manga dan anime. Para penggemar memiliki situs-situs favorit untuk mengunduh manga dan anime kesayangan mereka yang tidak didapatkan di pasaran dalam negri. Kelebihan metode ini adalah cepat, gratis serta tidak terbatas. Bukan hanya dari situs, penggemar juga dapat mengunduh manga dan anime lewat program mirc yang sering kita kenal sebagai software chatting. Dan jika penggemar hanya ingin membaca manga maka beragam situs menyediakan manga online untuk dibaca. Sedangkan untuk anime, situs video stream membludak menawarkan kualitas gambar yang beragam. Yang dibutuhkan hanyalah koneksi internet yang luar biasa. Di dunia maya, para penggemar mendapatkan lebih banyak informasi mengenai anime dan manga kesayangan mereka. Aktivitas informasi yang tidak pernah berhenti in membawa anime dan manga dalam berbagai forum, BBC, blog, website maupun mailing list. Ini adalah bentuk promosi masal dan mouth to mouth yang sangat efektif. Selain menghemat biaya, setiap penggemar diibaratkan seorang agen promosi. Dengan hanya satu klik, sebuah informasi mengenai manga dan anime dapat disebarkan ke ribuan dan jutaan orang secara bersamaan.

MANFAATNYA?

Lalu, apa manfaatnya memiliki hobby menonton anime ataupun membaca manga? Orang tua tentu tidak suka melihat anak-anak yang keranjingan nonton film kartun ataupun seharian membaca komik. Padahal lebih mudah bagi anak –anak untuk mengingat dialog dalam komik daripada hafalan dalam buku teks sekolahnya. Tentu saja hal itu disebabkan penampilan buku pelajaran yang tidak semenarik manga. Baris-baris kalimat yang harus di hafal menjadi lebih susah karena anak dipaksa untuk belajar dengan satu metode saja: membaca. Sedangkan setiap anak memiliki metode belajar yang beragam yang lebih tepat untuk mereka. Banyak yang lebih menyukai bentuk visual berupa gambar, ada yang lebih suka mendengarkan dan ada yang lebih mudah memahami jika mempraktekkan. Sayang sekali sistem pendidikan kita belum mampu mengakomodir semua metode tersebut, sehingga anak-anak dipaksa untuk belajar dengan cara yang mungkin tidak mereka sukai. Akibatnya kemampuan mereka memahami pejaran masih jauh lebih rendah dibandingkan penghayatan mereka mengenai karakter komik yang mereka baca dengan suka cita. Memang rasa suka mempengaruhi hasil pekerjaan seseorang.

Bagaimana dengan orang dewasa yang menyukai komik? Masih banyak juga yang heran melihat wanita kantoran menenteng komik, karena dianggap kekanak-kanakan. Kesan yang ditimbulkan seringkali bersifat negatif dan berujung pada inkompetensi bekerja, misalnya dianggap sulit bertanggung jawab, tidak bisa melakukan peran kerja dengan baik dan sebagainya. Padahal kehidupan kantor sudah begitu memberatkan, jika diperjalanan pulang pun mereka harus membaca dokumen kantor, maka bukankan hal itu akan menjadi stres yang mengganggu? Jika meminjam istilah tokoh Psikologi terkenal, Sigmund Freud, setiap orang butuh pengalihan stres, yang dinamakan katarsis. Bentuknya bisa bermacam-macam, salah satunya dengan membaca komik atau menonton anime yang dianggap meringankan ketegangan beban pikiran.

Peningkatan usia serta merta menuntut perubahan perilaku. Seorang anak yang beranjak dewasa diharapkan untuk memikul tanggung jawab sosial sebagai orang dewasa yang sesuai dengan norma masyarakat yang berlaku. Seorang dewasa dalam kesan masyarakat kita adalah orang yang serius, dapat diandalkan dan selalu tegas. Padahal meskipun tidak berlaku seperti itu, usia kronologis tetap bertambah. Tuntutan sosial seperti itu merepresi keinginan manusia. Akibatnya yang ditampakkan bukanlah kepribadian namun kepiawaian memainkan peran sosialnya.

Setiap orang pada dasarnya membutuhkan keseimbangan hidup. Ketika harus belajar,maka ia harus mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh, namun setelah itu ia dapat melepaskan ketegangan dengan hobbynya, misalnya membaca manga atau menonton anime. Orang yang tidak mendapatkan asupan yang seimbang akan mengalami gangguan kesehatan. Ini sama saja ketika kita makan nasi, tapi tidak minum air, tentu akan kesulitan mencerna nasi tersebut. Pekerjaan serius merupakan nasinya, dan hobby adalah airnya. Terlalu banyak tekanan memberikan beban yang besar pada otak dan jantung. Itulah sebabnya banyak orang stres yang berakhir dengan gangguan jantung, kan? Justru membaca manga dan menonton anime buat penggemarnya adalah kegiatan yang sangat berharga untuk melindungi kesehatan mental mereka.

Membaca manga dan anime juga memiliki keuntungan lain, yaitu menambah pengetahuan. Sebagaimana para penulis didunia, pengarang komik melakukan berbagai riset sebelum menuliskan cerita yang akan dihantarkan kepada kita. Seringkali mereka menyisipkan istilah, prosedur dan sejarah yang mungkin tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Bahkan akhir-akhir ini banyak manga yang dapat digunakan sebagai buku referensi sejarah jepang. Hal ini merupakan alternatif yang efektif untuk meningkatkan minat baca dan pengetahuan anak-anak usia sekolah, sehingga kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah dapat terlaksana dengan baik. Dampak lainnya adalah akan terjadi peningkatan permintaan komik bermutu (baca: berisi pengetahuan sekolah), karena pihak sekolah dapat menganjurkan murid-murid untuk menggunakannya sebagai bahan pengayaan. Tentu saja hal ini akan memberikan keuntungan bagi mangaka (penulis komik) dan secara tidak langsung meningkatkan minat dan motivasi mereka untuk menulis komik yang lebih bermutu lagi.

Melihat besarnya prospek dan keuntungan manga/anime di Indonesia, sekiranya menjadi pemicu bagi para seniman, pendidik dan pemerintah untuk memanfaatkan bentuk hiburan ini sebagai alat mendidik bangsa kita. Jangan sampai Jepang kembali “menjajah” kita seperti yang mereka lakukan 63 tahun yang lalu. Meskipun kali ini dengan bentu baru budaya.

Tidak ada salahnya untuk memiliki hobby asalkan tidak mengganggu orang lain. Para otaku di Indonesia tentu tidak seberingas mereka yang tinggal di negara aslinya. Gaya hidup kita yang ingin menonjolkan diri merupakan salah satu modal besar untuk menjadi diri sendiri. Kita juga termasuk masyarakat yang malas terlibat konflik, terutama di kota besar, sehingga kita memilih untuk menyukai diri kita tanpa memperdulikan orang lain.

sumber:http://kerjaitususah.wordpress.com/2010/04/16/anime-dan-manga-sebagai-cerminan-konsep-diri-masyarakat-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar